Nama
Obat
|
Ranitidin
Hidroklorida
|
Golongan
|
K
|
Merek
Dagang
|
Acran,
Anitid, Conranin, Curadyn, Fordin, Gastridin, Graseric, Hexer, Hufadine,
Indoran, Rancus 150, Ranilex, Ranin, Ranivell, Ranticid, Rantin, Ratinal,
Scanarin, Tricker, Tyran, Ulceranin, Ultiran, Wiacid, Xeradin, Yekaradin, Zantac,
Zantadin, Zantifar, Zenti, Zumaran.
|
Nama
Kimia
|
Ranitidin:NN-Dimethyl-5-[2-(1-methylamino-2-nitrovinylamino)ethylthiomethyl]furfurylamine
; Ranitidin hidroklorida
|
Struktur
Kimia
|
(C13H22N4O3S),
C13H22N4O3S,HCl. 1
|
Sifat
Fisika Kimia
|
Ranitidin
hidroklorida (USP 29) : Serbuk kristalin berwarna putih sampai kuning pucat,
praktis tidak berbau. Sangat mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
alkohol. Larutan 1% dalam air mempunyai pH 4,5-6,0.
Penyimpanan
(serbuk) : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
|
Kelas
Terapi
|
Obat
untuk saluran cerna
|
Subkelas
Terapi
|
Antasida
dan antiulkus
|
Kelas
Farmakologi
|
Antagonis
Histamin 2 (AH2)
|
Mekanisme
Aksi
|
Secara
reversibel dan kompetitif menghambat reseptor Histamin 2 (H2)
terutama pada sel parietal lambung, sehingga memicu penghambatan sekresi asam
lambung.
|
Indikasi
|
FDA-Labeled:
Ulser
duodenal, Ulser duodenal (pertahanan), esofagitis erosive, hipersekresi gastrik,
ulser gastrik, ulser gastrik (pertahanan), refluk gastroesofagitis, infeksi Helicobacter pylori pada GI, Indigestion (non-ulser), Zollinger-Ellison syndrome.
Non-FDA
Labeled:
Pneumonitis
aspirasi (Prophylaxis), Asma, Duodenitis, Gastritis medicamentosa,
hiperkloridia (nocturnal), Ulser stress (profilaksis).
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif
terhadap ranitidin atau bahan tambahan pada sediaan.
|
Kategori
Kehamilan
|
·
B
(FDA)
·
B1
(AUS)
|
Efek
Samping
|
Terbatas
dan tidak berbahaya: aritmia, vaskulitis, pusing, halusinasi, sakit kepala,
confusion, mengantuk, vertigo, eritema multiforme, kemerahan, pankreatitis, anemia haemolitic acquired,
agranulositosis, anemia aplastik, granulositopenia, leukopenia, trombositopenia,
pansitopenia, gagal hati, anafilaksis, reaksi hipersensitivitas
|
Dosis
dan Rute Pemberian, serta Indikasi
|
DOSIS DEWASA:
·
Ulser duodenal: 150 mg p.o dua kali sehari, atau 300
mg sekali sehari setelah makan malam atau waktu tidur.
·
Ulser duodenal: 50 mg IV/IM setiap 6-8 jam atau
6.25 mg/jam infus i.v.
·
Ulser duodenal (pertahanan): 150 mg p.o sekali sehari waktu
akan tidur.
·
Esophagitis erosif: awal, 150 mg p.o 4 kali sehari.
·
Esophagitis erosif (pertahanan): 150 mg p.o dua kali sehari.
· Hipersekresi gastrik: 150 mg p.o dua kali sehari; sampai
6 gram perhari telah digunakan untuk pasien dengan penyakit parah.
·
Hipersekresi gastric: (Injeksi atau infuse intermitten)
50 mg i.v atau i.m setiap 6-8 jam.
·
Hipersekresi gastric: (infuse i.v berlanjut) 6,25
mg/jam.
·
Ulser gastrik: 150 mg p.o dua kali sehari.
· Ulser gastric (pertahanan): 150 mg p.o sekali sehari saat akan
tidur.
·
Refluks gastroesofagitis: 150 mg p.o dua kali sehari.
· Infeksi Helicobacter pylori pada GI: (Empat terapi) ranitidin 150 mg p.o dua kali sehari
dikombinasi dengan metronidazole 250 mg p.o empat kali sehari, bismut subsalisilat
525 mg p.o empat kali sehari dan tetrasiklin hidroklorida 500 mg p.o empat
kali sehari selama 10-14 hari.
· Indigestion, Non-ulcer: (Profilaksis) 75-150 mg p.o 30-60
menit sebelum makan, maksimal 300 mg/hari.
· Indigestion, Non-ulcer: (Pengobatan) 75-150 mg p.o satu
atau dua kali sehari, maksimal 300 mg/hari.
·
Ulser stress (profilaksis): 150 mg p.o dua kali sehari.
·
Ulser stress (profilaksis): 50 mg i.v setiap 6-8 jam.
·
Ulser stress (profilaksis): 6,25 mg/jam infuse i.v
berkelanjutan.
· Zollinger-Ellison
syndrome: 150 mg
p.o dua kali sehari.
· Zollinger-Ellison
syndrome: (injeksi
atau infuse intermitten) 50 mg i.v/i.m setiap 6-8 jam.
·
Zollinger-Ellison
syndrome: (infus
i.v berkelanjutan) 1 mg/kg/jam, jika setelah 4 jam output asam lambung lebih
dari 10 mEq/jam atau ada simptomatik pasien, dosis dapat ditingkatkan dengan
peningkatan 0,5 mg/kg/jam, maksimal 2,5 mg/kg/jam.
DOSIS PEDIATRIK
· Ulser duodenal: (1 bulan-16 tahun) 2-4 mg/kg p.o
dua kali sehari, maksimal 300 mg/hari.
· Ulser duodeal: (1 bulan-16 tahun) 2-4
mg/kg/dhari i.v dalam dosis terbagi setiap 6-8 jam, maksimal 50 mg setiap 6-8
jam.
· Ulser duodenal (pertahanan): (1 bulan-16 tahun) 2-4 mg/kg p.o
sekali sehari, maksimal 150 mg/hari.
· Esophagitis erosive: (1 bulan-16 tahun) awal 5-10
mg/kg/hari p.o dalam dua dosis terbagi.
· Ulser gastrik: (1 bulan-16 tahun) 2-4 mg/kg p.o
dua kali sehari, maksimal 300 mg/hari.
· Ulser gastrik (pertahanan): (1 bulan-16 tahun) 2-4 mg/kg p.o
sekali sehari, maksimal 150 mg/hari.
· Refluk
gastroesofagitis: (1 bulan-16 tahun) 5-10 mg/kg/hari p.o dalam dua dosis
terbagi.
· Indigestion,
Non-ulcer (profilaksis): 12 tahun atau lebih, 75-150 mg
p.o, 30-60 menit sebelum makan, maksimal 300 mg/hari.
·
Indigestion,
Non-ulcer (pengobatan): 12 tahun atau lebih 75-150 mg p.o
sekali sehari, atau dua kali sehari, maksimal 300 mg/hari.
· Ulser stress (profilaksis): (infant) 3-6 mg/kg/hari i.v dalam
dosis terbagi setiap 8 jam.
· Ulser stress (Profilaksis): (anak-anak) 3-6 mg/kg/hari i.v
dalam dosis terbagi setiap 6 jam, maksimal 200 mg/hari.
· Ulser stress (profilaksis): (neonatus) 0,0625-0,2 mg/kg/jam
dalam infuse berkelanjutan.
· Ulser stress (profilaksis): (neonates, full-term) 1,5-3
mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam.
·
Ulser stress (profilaksis): (neonates, pre-term) 0,5 mg/kg/hari
i.v dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
|
Penyesuaian
Dosis
|
·
Gangguan
ginjal: CrCl < 50 mL/menit, 150 mg p.o setiap 24 jam.
·
Gangguan
ginjal: CrCl < 50 mL/menit, 50 mg i.v setiap 18-24 jam.
|
Interaksi
|
MAYOR
·
Atazanavir
(theoretical)
·
Dasatinib
(theoretical)
·
Delavirdine
(theoretical)
·
Domperidone
(theoretical)
·
Ponatinib
(theoretical)
·
Rilpivirine
(theoretical)
·
Tolazoline
(probable)
·
Vismodegib
(theoretical)
MODERAT
·
Cefpodoxime
Proxetil (probable)
·
Dicumarol
(probable)
·
Didanosine
(established)
·
Enoxacin
(probable)
·
Erlotinib
(probable)
·
Fosamprenavir
(probable)
·
Gefitinib
(probable)
·
Glipizide
(probable)
·
Itraconazole
(probable)
·
Risperidone
(probable)
·
Triazolam
(probable)
·
Warfarin
(probable)
|
Gejala
dan Tanda Kelebihan Dosis
|
Pernafasan
cepat, gagal pernafasan, takikardia, tremor, muntah, gelisah, pucat pada membrane
mukosa, kemerahan pada mulut dan telinga, hipotensi, salvias, diare, miosis,
lakrimasi.
|
Informasi
Obat untuk Pasien
|
·
Dapat
diberikan tanpa mempertimbangkan makanan.
·
Jangan
minum antasida lain bersamaan dengan obat ini, beri jarak paling tidak 1 jam.
·
Hindarkan
penggunaan alkohol dan rokok.
|
Informasi
Obat untuk Dokter
|
· Telusuri
sejarah pasien termasuk sejarah penggunaan obat dan adanya alergi obat.
·
Telusuri
CBC, fungsi hati dan ginjal dan monitor secara berkala.
· Nilai
status mental sebelum memulai obat dan monitor perubahannya.
· Kurangi
kecepatan peberian i.v jika terjadi bradikardia, takikardia, atau terjadi
kontraksi ventrikel premature, jika kondisi berlanjut stop infus, dan
pertimbangkan alternative lain.
· Nasihatkan
pada pasien untuk memberitahukan jika terjadi nyeri perut, mual, muntah,
perubahan konsistensi atau warna feses, jaundik, sakit kepala, rasa lelah
berlebihan, ruam kulit dan nafas jadi pendek.
|
Informasi
Obat Untuk Apoteker
|
·
Simpan
sediaan sirup dalam lemari pendingin
|
Informasi
Obat untuk Perawat
|
· Untuk
pemberian i.v: stabil dalam injeksi dekstrosa 5% atau 10%, NaCl 0,9% atau
larutan Ringer laktat.
· Ketika
diberikan melalui i.v, encerkan sampai volume 20 ml menggunakan larutan
saline untuk injeksi dan suntikkan selesai paling tidak dalam lima menit.
· Pemberian
infuse intermitten, encerkan 50 mg dalam 50-100 ml D5W dan diinfuskan selesai
dalam 15-20 menit.
·
Berikan
infus berkelanjutan dengan kecepatan 6,25 mg/jam, kecuali pada pasien Zollinger-Ellison syndrome.
·
Simpan
sediaan yang telah dilarutkan pada suhu kamar, dan buang setelah 48 jam jika
belum habis.
·
Jangan
dicampur dengan obat lain pada pemberian i.v.
|
Referensi
Acuan
|
·
A-Z
drug Facts
·
Drugbank
·
ISO
Indonesia Volume 47
·
Micromedex
·
PIO
2009 (Depkes RI)
|
Jumat, 05 Juli 2013
Informasi Obat Ranitidin
Informasi obat ranitidin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar